Pinrang.- UPTD Wilayah VIII Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Latih Tanding Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Pinrang, Sabtu (19/7/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh UPTD Wilayah VIII Disdik Prov. Sulsel ini mempertemukan para juara pertama lomba debat tingkat kabupaten dari Pinrang, Parepare, dan Barru dalam rangka persiapan menghadapi Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSDC) tingkat provinsi yang akan datang.

Kepala SMAN 1 Pinrang, Ahmad Tande, S.Pd. M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar kompetisi—ini adalah ruang pembentukan karakter.

“Debat bukan sekadar ajang adu argumentasi, tapi wadah pembelajaran untuk melatih daya pikir logis, keterampilan komunikasi, serta keberanian menyampaikan gagasan. Anak-anak kita dilatih menjadi pemikir yang siap menyongsong masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Hj. Rahmawati, S.Pd. M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini berlangsung selama satu hari penuh dan diikuti oleh tim-tim debat dari sekolah terpilih:

SMA Negeri 1 Pinrang (Tim Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris)

– SMA Negeri 5 Parepare,
– SMA Negeri 1 Barru,
– SMA Negeri 4 Barru.

Para peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknik debat, strategi menyusun argumen, hingga sesi tanya jawab dan rebuttal. Setelah itu, mereka langsung diterjunkan dalam latih tanding untuk menguji kemampuan yang baru saja dipelajari.

Ragam Kegiatan Latihan Debat :

Debat Bahasa Indonesia

1. Debat Berpasangan – Dua tim saling adu argumen dalam format dua lawan dua.

2. Debat Kelompok – Diskusi kritis dalam tim kecil untuk membedah topik tertentu.

3. Debat Panel – Forum terbuka di mana lebih dari dua tim menyampaikan argumen bergiliran.

4. Simulasi Debat Formal – Sesi latihan dengan format yang menyerupai lomba resmi.
Debat Bahasa Inggris

1. English Debate – Kompetisi debat penuh menggunakan Bahasa Inggris.

2. Mock Debate – Simulasi pertandingan untuk membiasakan siswa dengan format kompetisi.

3. Debate Workshop – Sesi pelatihan teknik debat internasional dan penggunaan bahasa efektif.

4. English Debate Competition – Pertandingan internal sebagai ajang pemanasan.

Tujuan dan Harapan

Kegiatan ini tidak semata bertujuan untuk meraih kemenangan di ajang provinsi, tapi juga untuk menanamkan nilai-nilai pembelajaran penting di kalangan siswa, antara lain:

– Meningkatkan kemampuan berbicara dan menyampaikan pendapat secara efektif.

– Mengasah logika berpikir dan kemampuan menganalisis suatu isu secara mendalam.

– Menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian tampil di depan umum.

– Meningkatkan kemampuan bekerja sama dalam tim secara strategis.

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya konkret menghadirkan pendidikan yang aktif, kreatif, dan berorientasi masa depan. Semangat kompetisi yang sehat serta antusiasme peserta menjadi cerminan bahwa kegiatan debat bukan hanya ajang akademik, tetapi juga sarana membentuk generasi muda yang berkarakter, kritis, dan komunikatif.

“Kami optimis, dari forum-forum seperti ini akan tumbuh anak-anak Sulsel yang siap bersaing tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga nasional dan bahkan internasional,” tutup Hj. Rahmawati penuh harap.

Antusiasme dalam kegiatan latih tanding debat ini tidak hanya datang dari peserta dan panitia, tetapi juga dari para guru pendamping dan orang tua siswa. Mereka melihat kegiatan ini sebagai peluang emas untuk membentuk karakter dan masa depan anak-anak mereka.

Para guru berharap bahwa kegiatan debat bisa menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran di sekolah, bukan sekadar kegiatan ekskul atau ajang lomba tahunan. Mereka menilai bahwa kemampuan berdiskusi secara sehat, menyampaikan pendapat, dan berpikir kritis adalah keterampilan yang dibutuhkan di semua bidang kehidupan.

“Kami berharap siswa tidak hanya pintar dalam teori, tapi juga mampu mengemukakan ide, menyampaikan pendapat dengan argumentasi yang kuat dan logis. Itu semua dilatih melalui debat,” ujar salah satu guru pembimbing dari SMA Negeri 5 Parepare.

Sementara itu, orang tua siswa yang turut hadir dan menyaksikan jalannya kegiatan, menyambut baik inisiatif ini. Mereka merasa bangga anak-anaknya bisa tampil percaya diri, berdiri di hadapan banyak orang, dan menyampaikan pendapat dengan bahasa yang santun dan terstruktur.

“Kami sangat senang melihat anak-anak bisa tampil dengan berani dan percaya diri. Harapannya, kegiatan ini bisa terus dilanjutkan dan dikembangkan karena manfaatnya sangat besar untuk masa depan mereka,” kata salah satu wali murid dari Barru.

Bagi para orang tua, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan hari ini tidak hanya berfokus pada nilai ujian, tapi juga pembentukan sikap, mental, dan kecakapan hidup yang esensial di abad ke-21.(Rls/*)
Lebih baru Lebih lama