(Foto: Muhammad Azhar Mushlihin., SE., MM)
Oleh : Muhammad Azhar Mushlihin., SE., MM. Dosen IAIN MANADO Devisi Hukum dan HAM Netfit Minahasa
Manado.- Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh rakyat, yang diwakili oleh pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan.
Kepemiluan yang sehat dan berdasarkan pemilih rasional adalah elemen penting dalam menjaga integritas demokrasi.
Pemilih yang rasional adalah mereka yang berupaya untuk mengumpulkan informasi yang akurat, mempertimbangkan argumen dan kebijakan secara objektif, dan membuat keputusan yang didasarkan pada pertimbangan rasional, bukan emosi atau bias.
Namun, distorsi sosial media telah menjadi perhatian dalam konteks demokrasi dan kepemiluan merujuk pada fenomena di mana media sosial memiliki dampak negatif terhadap proses politik demokratis.
Sosial media telah memberikan platform bagi penyebaran informasi yang cepat dan luas, tetapi juga dapat menyebabkan distorsi yang signifikan.
Salah satu masalah utama adalah "echo chamber" atau ruang gema, di mana pemilih cenderung terpapar hanya pada pandangan yang sejalan dengan mereka, mengabaikan atau memblokir opini yang berbeda.
Hal ini menciptakan polarisasi dan menghambat kemampuan pemilih untuk memperoleh perspektif yang beragam.
Selain itu, algoritma media sosial cenderung memperkuat bias pemilih. Ketika seseorang mengeklik atau berinteraksi dengan konten tertentu, algoritma akan memberikan lebih banyak konten serupa, menciptakan "filter bubble" atau gelembung filter yang mempersempit akses pemilih terhadap informasi yang berbeda.
Akibatnya, pemilih cenderung terjebak dalam sudut pandang yang terbatas dan kurang terpapar pada sudut pandang alternatif yang penting untuk pengambilan keputusan yang rasional.
Distorsi sosial media juga dapat terjadi melalui penyebaran berita palsu atau hoaks. Informasi yang salah atau tidak akurat dapat dengan cepat menyebar di platform media sosial, dan pemilih yang tidak kritis atau terburu-buru dalam penilaian mereka dapat terpengaruh olehnya.
Ini dapat menyebabkan penyebaran informasi yang salah, memengaruhi persepsi dan pemahaman publik, serta mengganggu proses demokrasi dan pemilihan yang adil.
Untuk mengatasi distorsi sosial media terkait pemilih rasional, penting bagi pemilih untuk menjadi lebih kritis dalam mengonsumsi informasi dan melibatkan diri dalam sumber berita yang dapat dipercaya dan diversifikasi perspektif.
Pendidikan politik dan literasi media yang lebih baik juga perlu ditingkatkan, sehingga pemilih memiliki alat yang tepat untuk mengevaluasi informasi dan membuat keputusan yang rasional.
Selain itu, perusahaan media sosial dapat memainkan peran penting dalam memperbaiki algoritma mereka untuk mempromosikan keragaman perspektif dan mencegah penyebaran berita palsu.
Demokrasi yang sehat dan kepemiluan yang didasarkan pada pemilih rasional adalah fondasi penting bagi masyarakat yang kuat Dalam era sosial media.